Kamis, 09 Desember 2010

Optimalisasi Otak Kiri dan Kanan Dalam Berkomunikasi

Kamis, 9 Desember 2010

Pembicara :  Shidarta sebagai Koordinator mata kuliah ini adalah pengajar mata kuliah Hukum Komunikasi di Fikom Untar. Lulusan program doktor ilmu hukum Universitas Parahyangan ini menulis sejumlah buku di bidang perlindungan konsumen, filsafat hukum, dan metode penelitian.

Deskripsi  :

Otak manusia bekerja berdasarkan sinyal – sinyal yang disuplai oleh indera manusia. Kemudian informasi tersebut dikirim ke otak dalm bentuk sinyal – sinyal listrik melalui jaringan syaraf. Namun kemampuan indera sendiri terbatas sehingga tidak semua informasi dari indera itu diterima begitu saja oleh otak.

Otak manusia terdiri dari 2 belahan yaitu belahan otak kiri dan kanan. Kedua belahan otak tersebut dihubungkan dan berkomunikasi melalui 200.000.000 sampai 250.000.000 jaringan syaraf corpus callosum. Belahan otak kiri mengontrol otot – otot tubuh bagian kanan sedangkan belahan otak kanan mengontrol otot – otot tubuh bagian kiri.

Menurut Dr. David Samuels, otak manusia memiliki sedikitnya 1.000.000.000.000 buah sel syaraf (neuron individu). Dan tiap neuron tersebut dapat berinteraksi dengan 1 sampai 100 neuron. Setiap neuron yang berjumlah 1.000 milyar itu mengandung suatu sistem yang mampu mengadakan kegiatan – kegiatan : elektro kimia yang luas; pemrosesan mikrodata yang kuat; transmisi yang mulus dan lancar. Setiap neuron yang ada menyerupai “super-oktopus” dengan badan sel yang dapat mengeluarkan ribuan “tentakel”. Ribuan tentakel itu menyerupai suatu cabang pohon yang keluar dari badan sel sentral.

Otak manusia terdiri dari :
1. Right Hemisphere
2. Left Hemisphere
3. Cerebral cortex
4. Skull
5. Pons
6. Hindbrain (cerebellum : otak kecil)    
7. Medulla (batang otak)
8. Mid Brain (Sistem Limbis)

 
Orang yang cenderung lebih banyak menggunakan otak kirinya biasanya berpikir logis, memiliki kemampuan berbahasa, menulis, dan yang berhubungan dengan science dan matematika. Sedangkan orang yang cenderung lebih banyak menggunakan otak kanannya biasanya suka berimajinasi dan berfantasi, suka dengan yang berhubungan dengan musik dan artistik, memiliki kemampuan ruang, dapat mengontrol diri dan menjaga diri.

Komentar  :

Pembahasan topik kali ini mengenai otak kanan dan otak kiri manusia memang sangat menarik. Selain materi yang disampaikan sangat informatif, pembicara juga menyampaikan dengan cara yang menarik sehingga mampu diserap oleh kita yang mendengarkannya.

Dengan mengetahui mengenai otak kanan dan otak kiri manusia serta mengetahui kemana kita lebih banyak menggunakan otak kita (kanan atau kiri), kita dapat lebih mengetahui seperti apa diri kita masing – masing. Setelah kita mengetahui otak bagian mana yang cenderung lebih banyak kita gunakan, maka kita dapat mengoptimalkan fungsi dari otak kita tersebut.

Tentunya saya pribadi sebagai calon lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi, hal tersebut akan sangat berguna ketika saya berkomunikasi dengan orang lain. Karena saya sudah mengetahui diri saya secara garis besar seperti apa maka saya dapat mengontrol diri saya ketika berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu saya juga dapat mengetahui bagaimana harus bersikap dengan berbagai macam orang ketika berkomunikasi.

Intinya dengan mengetahui mengenai kemana kecenderungan kita dalam menggunakan otak (kanan atau kiri), kita akan dapat lebih cermat dan bijaksana dalam bertindak dan bertingkah laku.

Kamis, 02 Desember 2010

Kamera Analog Melatarbelakangi Fotografi Digital Kaitannya Dengan Dunia Fotografi Masa Kini

Selasa, 30 November 2010

Pembicara    :  Didiet Anindita sebagai Fotografer

Deskripsi  :

Pada dasarnya, prinsip dari membuat foto adalah melukis dengan sinar. Di mana pada masa lalu sinar disimpan dalam film sedangkan pada masa sekarang sinar disimpan dalam memory card. Media penyimpanan dari kamera analog adalah film sedangkan media penyimpanan dari kamera digital adalah film. Kenapa disebut dengan kamera digital?




Kamera Analog


Karena data yang ditangkap dan disimpan berupa angka – angka yang terdiri dari angka 0 dan 1 yang hanya bisa diterjemahkan oleh komputer. Kamera analog memiliki kelebihan yaitu pori – pori filmnya padat sekali sehingga ketika dibesarkan sampai sebesar apa pun gambar tersebut tidak akan pecah.

Waktu untuk pemotretan yang baik adalah antara terbit matahari sampai Pk. 09.30 (pagi hari) dan antara Pk. 15.00 sampai matahari terbenam (sore hari). Warna yang dihasilkan dari pemotretan tersebut pun berbeda yaitu warna orange di pagi hari dan warna ungu di sore hari. Sebaiknya dalam menyimpan gambar foto menggunakan format RAW yang mampu menyimpan sampai 16 MB, sedangkan format JPEG hanya mampu menyimpan 1-2 MB, format TIFF dapat menyimpan sampai 9 MB.

Prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat foto adalah Rule of Third, di mana harus tercipta komposisi yang ideal dalam foto yang dihasilkan.
Mata manusia dapat menangkap sinar antara 400 nm – 700 nm. Sedangkan sinar berada antara 0 nm – 1000 nm. Sinar antara 0 nm sampai 400 nm disebut dengan ultraviolet, sedangkan sinar antara 700 nm sampai 1000 nm disebut dengan infrared.
Ada teknik dalam fotografi yang disebut dengan zone system. Zone system merupakan teknik gradasi dari putih ke hitam. Zone system terdiri dari 3 warna yaitu hitam (shadow), abu – abu, dan putih (high light). Perpindahan warna dari putih ke hitam itulah yang disebut dengan zone system.

Kamera pada dasarnya terdiri dari body kamera dan lensa. Ukuran standar dari lensa adalah 50 mm. Di atas ukuran tersebut disebut dengan lensa tele, sedangkan di bawah ukuran tersebut disebut dengan wide angle. Lensa tele dan wide angle memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Lensa tele memiliki tingkat ketajaman yang rendah, biasanya digunakan untuk mengambil gambar dalam pertandingan bola.

Sedangkan wide angle memiliki tingkat ketajaman yang lebar dan luas, biasanya digunakan dalam arsitektur dan pemandangan. Satu hal penting yang perlu diingat dan diperhatikan sebelum mengambil foto yaitu pikirkan konsep seperti apa yang ingin digunakan. Karena dengan begitu akan lebih mendapat banyak ide kreatif yang akan dipakai pada saat pengambilan gambar. Dan jangan pernah berpikir bahwa foto yang sudah diambil dapat  dihapus (jika tidak bagus) dan dapat diedit (jika kurang bagus).
Meskipun sekarang kita sudah menggunakan kamera digital tetapi alangkah baiknya ketika mengambil sebuah gambar jangan main asal saja karena berpikir dapat dihapus dan diedit melainkan harus dipikirkan dengan matang bagaimana caranya agar hasilnya bagus.

Komentar  :

Pembahasan topik kali ini membuka wawasan saya lebih dalam mengenai kamera analog dan digital serta teknik – teknik dalam fotografi. Pembicara menyajikan topik ini dengan sangat informatif dan menunjukkan hasil – hasil karyanya serta menceritakan pengalamannya kepada kita sehingga menambah pengetahuan bagi yang mendengarnya. Pembicara memang kompeten di bidangnya karena menyampaikan banyak informasi yang sebelumnya belum kita ketahui. Jujur saja saya tidak tahu banyak tentang kamera analog tetapi dengan pembahasan kali ini mengenai kamera analog dan kamera digital, saya jadi mengetahui lebih mengenai apa kelebihan dari kamera analog.

Menurut saya sebagai calon lulusan dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara, penting halnya untuk memiliki pengetahuan yang luas tak terkecuali dengan pengetahuan tentang fotografi ini. Karena dengan semakin banyak tahu maka akan membuat kita menjadi semakin pintar dan kritis.

Kamis, 25 November 2010

Advokasi Media dan Kampanye Publik

Selasa, 23 November 2010

Pembicara    :  Irwan Julianto sebagai Editor Kompas Bidang Opini dan Surat Pembaca

Deskripsi  :

Media massa sering digunakan dalam promosi kesehatan karena media dapat menjadi alat komunikasi bagi kesehatan. Bahkan media memainkan peranan pentinng dalam perubahan sosial. Contohnya, bila zaman dahulu orang meyakini bahwa banyak anak banyak rezeki, keadaan sekarang berbeda karena media berusaha mengkomunikasikan kepada masyarakat bahwa 2 anak cukup (Program Keluarga Berencana).

Meskipun media berperan  penting dalam komunikasi kesehatan akan tetapi media memiliki dua sisi, di mana di satu sisi media mendukung pendidikan kesehatan masyarakat tetapi di sisi lain iklan di media memiliki pengaruh hebat terhadap gaya hidup masyarakat.

Media massa yang merupakan sarana komunikasi kesehatan seharusnya punya komitmen pada perubahan sosial yang ada, tetapi kenyataannya saat ini media justru berada dalam posisi untuk mempertahankan kemapanan. Media saat ini dimanfaatkan oleh para penguasa / pengusaha. Akibatnya manfaat media massa untuk advokasi kesehatan menjadi dilema.
Berikut adalah gambaran mengenai hubungan antara pemerintah, media, pasar, dan civil society

  

Garis putus – putus di atas menunjukkan hubungan yang lemah begitu sedangkan garis yang tidak putus – putus menunjukkan hubungan yang kuat. Terlihat bahwa pasar dan civil society dapat mempengaruhi pemerintah, pasar dapat mempengaruhi media, civil society tidak dapat mempengaruhi  media, dan pemerintah dengan media memiliki hubungan yang seimbang.

Media massa selain sebagai sumber informasi dan hiburan, media juga berperan dalam kegiatan – kegiatan seperti Keluarga Berencana (KB), AIDS, anti – rokok, dll. Belakangan ini muncul konsep yang relatif baru yaitu advokasi media. Advokasi media merupakan strategi media massa untuk meningkatkan inisiatif sosial dan  masyarakat, merangsang peliputan media secara luas untuk membentuk ulang debat publik dan meningkatkan dukungan masyarakat bagi kebijakan publik yang efektif dalam masalah kesehatan masyarakat.

Advokasi media tidak hanya sekedar meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan, kekuatan dari advokasi media adalah melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik. Advokasi media merupakan kerjasama antara pengiklan dan media, jadi media massa dilibatkan dalam membuat iklan tersebut. Ada beberapa jenis advokasi lainnya, yaitu advokasi ligitasi, advokasi legislasi, advokasi masyarakat, dan advokasi pemerintah. Semuanya advokasi tersebut bermuara menjadi kampanye publik.

Komentar  :

Topik bahasan kali ini benar – benar menarik dan menambah pengetahuan saya pribadi khususnya mengenai advokasi media dan kampanye publik. Bahan yang disampaikan sangat informatif dan pembicaranya pun memang kompeten di bidang ini. Pembicara memberi contoh langsung dari kampanye publik mengenai komunikasi kesehatan dalam bentuk iklan di TV sehingga kita dapat lebih mengerti. Selain itu pembicara juga mengupas lebih dalam mengenai faktor – faktor penyebab dibuatnya iklan TV seperti itu. Bahwa ternyata untuk membuat iklan seperti itu membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus melakukan riset terlebih dahulu mengenai keadaan masyarakat saat itu. Selain itu saya jadi mengetahui bahwa pasar dapat mempengaruhi media dalam membuat sebuah keputusan, tetapi civil society tidak dapat mempengaruhi media.

Pengetahuan mengenai advokasi media dan kampanye publik ini merupakan tambahan bekal pengetahuan bagi saya sebagai calon lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi. Bahwa sebagai lulusan dari Fakultas Ilmu Komunikasi hendaknya memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas demi menunjang karir di dunia kerja nantinya.

Kamis, 18 November 2010

Relaunching TPI

Selasa, 16 November 2010

Pembicara    :  Wijaya Kusuma dan Syahreza dari MNC TV

Deskripsi  :

Beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 20 Oktober 2010, TPI melakukan relaunch menjadi MNC TV. Keputusan ini diambil setelah melalui proses panjang mengevaluasi citra TPI selama ini di mata masyarakat Indonesia. Sebelum melakukan perubahan, TPI  melakukan penelitian dengan menyewa jasa Markplus Insight untuk meneliti perilaku konsumen dalam menonton televisi. Ternyata hasilnya adalah TPI diasumsikan sebagai TV untuk kalangan ordinary person yang status ekonomi sosialnya menengah ke bawah dengan usia 40 – 50 tahun yang pekerjaannya sebagai guru dan karyawan kantoran menengah ke bawah.

Akhirnya setelah mendapatkan hasil penelitian tersebut, TPI memutuskan untuk melakukan perubahan secara menyeluruh demi meningkatkan citra dan kualitasnya. Tentunya perubahan tersebut harus dilakukan secara menyeluruh dan fokus. Dampak dari perubahan yang akan dilakukan pun harus terlihat pada meningkatnya status ekonomi sosial penontonnya dari yang semula CDE menjadi BCD. Dengan meningkatnya status ekonomi sosial penonton diharapkan akan berpengaruh pada  bertambahnya pengiklan yang ingin memasang iklannya di TPI.

Langkah pertama dari perubahan tersebut adalah mencari nama baru untuk TPI. Setelah memikirkan sekian banyak nama dan ternyata setelah dicek ke Direktorat Jenderal Hak Cipta bahwa nama – nama tersebut sudah ada, akhirnya terpikirlah untuk menggunakan nama MNC yang merupakan grup dari TPI sendiri. Setelah memutuskan menggunakan MNC dengan ditambahkan kata TV menjadi MNC TV, saatnya untuk memikirkan logo dari MNC TV. Dalam membuat logo ini, MNC TV tidak menyewa jasa orang lain melainkan mengadakan sayembara bagi para karyawan MNC TV sendiri. Hal  ini dikarenakan karyawan MNC TV lebih mengenal bagaimana budaya perusahaan, sistem kerja perusahaan, target market dari perusahaan, dll dibandingkan  orang luar. Akhirnya terpilihlah logo MNC TV yang terbaik dari sekitar seratus lebih logo yang terkumpul. Logo MNC TV ini mengggunakan warna biru dan merah karena warna – warna tersebut merupakan warna yang enak dipandang jika menonton TV dan membuat mata penonton tidak capai dengan warna seperti ini. Tiga hal penting yang ingin disampaikan melalui logo baru ini adalah simple, modern, dan kokoh / solid.


MNC TV berharap dengan relaunch ini dapat  meningkatkan audience trendsetter, menarik pengiklan, lebih inovatif dan inspiring, kekinian, update terhadap konten lokal, status ekonomi sosial menjadi BCD, dan tetap fokus pada program religi. Cara MNC TV memperkenalkan relaunch adalah dengan melakukan relaunch pada tanggal 20 Oktober 2010, mengadakan press conference pada tanggal 21 Oktober 2010, press release dengan semua jenis media, jaringan sosial melalui facebook dan twitter, talkshow di radio – radio, dan diskusi ilmiah.

Komentar  :

Topik kali ini sungguh menarik bagi saya pribadi. Karena merupakan pengalaman yang sangat berharga bahwa saya pribadi sebagai calon lulusan Ilmu Komunikasi dapat mengetahui proses dari relaunch sebuah televisi swasta yaitu TPI menjadi MNC TV. Pembicara yang merupakan karyawan dari MNC TV ini banyak berbagi seputar pengalaman mereka yang belum pernah kami rasakan. Hal tersebut memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan bagi saya pribadi yang selama ini mungkin hanya mengetahui teorinya saja tetapi tidak pernah merasakan bagaimana praktek di lapangannya.

 Topik kali ini erat kaitannya dengan Fakultas Ilmu Komunikasi karena di sini ilmu dari jurusan advertising diperlukan ketika menentukan logo baru yang tepat dan sesuai bagi MNC TV dan teknik –teknik Public Relations juga diperlukan dalam mempersiapkan proses relaunch ini agar sukses. Dan tidak hanya sampai di situ saja melainkan setelah proses  relaunch ini, semua karyawan bertugas untuk terus meningkatkan kualitas dan citra dari MNC TV dengan tampilannya yang baru saat ini. MNC TV terus meningkatkan kualitas dari siarannya juga ikut serta dalam kegiatan – kegiatan sosial demi meningkatkan citra dari MNC TV di mata masyarakat.

Intinya adalah topik dan pembicara minggu  ini membuka mata saya lebar – lebar mengenai tugas - tugas dan kegiatan – kegiatan yang ada di perusahaan media massa khususnya televisi. Saya mendapatkan pengetahuan tambahan seputar dunia kerja khususnya di televisi. Ini merupakan bekal pengetahuan bagi saya pribadi sebelum memasuki dunia kerja nantinya.

Rabu, 10 November 2010

Principle of Success

Selasa, 9 November 2010

Pembicara    :  Mrs. Amala & partners from Universal Peace Federation

Deskripsi  :

Universal Peace Federation didirikan oleh Dr. & Mrs. Sun Hyung Moon. Saat ini Universal Peace Federation telah tersebar di kurang lebih 180 negara di dunia. Motto dati Dr.Sun Hyung Moon adalah “ Live for the sake of others ”.

Di dalam diri setiap orang, pasti memiliki impian / cita – cita. Untuk mewujudkan impian tersebut, kita harus memiliki visi dan misi untuk meraihnya dan kemudian berjuang untuk mencapai impian tersebut. Tetapi apakah setelah kita meraih impian tersebut kita dapat dikatakan sukses? Apakah arti kesuksesan yang sebenarnya? Apakah dengan menjadi  sukses kita mendapatkan kebahagiaan sejati? Kesuksesan yang sebenarnya bukan hanya dilihat dari luar saja. Orang yang sukses belum tentu bahagia. Untuk mendapatkan kebahagiaan sejati, kita harus tahu siapa diri kita sebenarnya dan mencintai diri kita sendiri. Dan semuanya itu dapat diperoleh dari hubungan yang sejati yang tak akan pernah berubah. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan keluarga. Hubungan pertemanan, persahabatan, percintaan mungkin bisa terputus bila adanya masalah. Tapi hubungan keluarga akan tetap abadi selamanya.

Setelah memahami bahwa hubungan keluarga adalah hubungan sejati, saatnya untuk memahami hal lainnya. Bahwa orang – orang yang ada di komunitas kita, masyarakat, dan bahkan di dunia, semuanya adalah keluarga kita. Hal ini harus benar -  benar dipahami. Dengan menganggap semua orang adalah keluarga, maka kita harus membuat bahagia semua orang. Tak ada seorang pun yang dapat hidup sendiri di dunia ini. Karena itulah kita harus membuat orang lain bahagia. Karena dengan membuat orang lain bahagia, kita juga akan mendapatkan kebahagiaan.

Di dalam diri kita terdiri atas pikiran dan tubuh. Pikiran mengontrol kita sedangkan tubuh selalu memikirkan tentang diri sendiri. Saat ini yang terjadi semua orang memikirkan  kepentingan diri sendiri dengan menyingkirkan kepentingan orang lain. Contohnya, korupsi terjadi karena orang tersebut hanya memikirkan kepentingannya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain. Semua konflik terjadi karena setiap orang hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Seharusnya kita memikirkan kepentingan orang lain. Dengan melakukan sesuatu bagi orang lain kita akan mendapatkan kebahagiaan. Seperti yang dilakukan Ryan, anak berusia 7 tahun yang tinggal di Kanada berjuang mengumpulkan uang dengan jerih payahnya sendiri demi membantu teman – temannnya di Afrika yang sulit mendapatkan air bersih. Ia begitu terbeban untuk membantu saudarnya di Afrika untuk membangun sumur sebagai sumber air bersih. Hingga akhirnya mimpinya tersebut  dapat terwujud dan membuat Ryan memiliki kebahagiaan tersendiri di hatinya karena dapat membantu orang lain.

Komentar  ;

Topik kali ini memiliki kesan tersendiri bagi saya pribadi. Pembicara dan topik yang disajikan benar – benar menarik dan membuka wawasan saya lebih jauh mengenai apa itu kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Benar bahwa dengan membuat orang lain bahagia, kita akan mendapatkan kebahagiaan juga. Ini merupakan pelajaran bagi saya pribadi yang akan menjadi bekal bagi saya dalam menjalani hidup lebih baik ke depannya.
Kenyataan yang ada sekarang ini, orang selalu memikirkan kepentingannya sendiri dan tidak peduli hal tersebut akan merugikan orang lain. Jarang sekali ada orang yang benar – benar peduli dengan kepentingan orang lain. Saya disadarkan bahwa jangan hanya peduli dengan kepentingan diri sendiri. Berusahalah untuk memperhatikan kepentingan orang lain juga. Dan kita akan mendapatkan kebahagiaan sejati bila kita dapat melakukan sesuatu yang berarti bagi orang lain dan membuatnya bahagia. Saya rasa hal ini sudah lama dilupakan oleh kita semua saat ini.

Jumat, 05 November 2010

Periklanan dan Perilaku Konsumen (Interactive Communications)

Selasa, 2 November 2010

Pembicara : Chairy, yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara yang menekuni bidang perilaku konsumen dan Wakil Rektor UNTAR bidang akademik.

Deskripsi :

Berbicara mengenai perilaku konsumen, maka tidak terlepas dari komunikasi pemasaran. Perilaku konsumen dalam membeli sebuah produk dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Berikut  adalah beberapa prinsip dasar psikologi dalam mempengaruhi orang untuk mengubah pemikiran mereka dan diikuti dengan permintaan :

1. Reciprocity (timbal balik)
    Orang biasanya rela untuk memberi jika ia menerima sesuatu terlebih dahulu Contoh : ketika kita   ditawarkan untuk mencoba suatu produk makanan di supermarket, biasanya setelah kita mencoba maka kita akan membeli produk tersebut.

2. Scarcity (kelangkaan)
    Biasanya suatu produk yang langka dan jarang itu lebih menarik minat konsumen. Contoh : sebuah jam tangan yang hanya diproduksi 1000 buah di seluruh dunia, akan lebih menarik perhatian kita untuk membelinya karena jam tersebut langka.

3. Authority (otoritas)
    Siapa sumber yang menjadi penyampai pesan biasanya berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan konsumen. Contoh : kita akan lebih percaya dengan berita yang ada di salah satu Harian Surat Kabar ternama yang kredibel dibanding harian yang lainnya.

4. Consistency
    Adanya kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan.

5. Liking (kesukaan)
    Orang cenderung untuk setuju dengan apa yang ia suka / kagumi. Contoh : Pencari dana yang memiliki wajah dan penampilan menarik akan mendapat perhatian lebih banyak dibanding yang berpenampilan biasa saja.

6. Consensus
    Sesorang biasanya ikut melakukan sesuatu setelah mengetahui hal tersebut telah dilakukan oleh orang lain terlebih dahulu.

7. Decisions (pilihan taktik dalam berkomunikasi)
    Sumber pesan, contoh : artis, wanita karir, dll.
    Pesan, contoh : akibat negatif, perbandingan, dll
    Media, contoh : TV, website, print ad, dll
    Target market, contoh : status tertentu, dll

Setelah mengetahui hal - hal apa saja yang dapat mengubah sikap sesorang melalui komunikasi, saatnya untuk mengetahui tentang komunikasi itu sendiri. Ada 5 elemen dalam komunikasi, yaitu : sumber pesan / pengirim, medium, pesan, penerima pesan, umpan balik. Model komunikasi tradisional tidak dapat menggambarkan sesuatu secara menyeluruh karena saat ini konsumen sudah memiliki banyak pilihan dan kontrol yang kuat untuk mengolah pesan yang diperoleh. Mari kita bahas lebih dalam mengenai sumbet pesan dan pesan dalam iklan.

Biasanya sumber pesan menggunakan ahli - ahli, artis, atau typical consumer. Utilitarian products / high performance risk products sperti vacuum menggunakan jasa para ahli untuk lebih meyakinkan. Sedangkan untuk produk yang memiliki resiko sosial tinggi seperti perhiasan dan mebel / perabotan menggunakan artis sebagai penyampai pesan. Dan untuk produk sehari - hari yang resikonya rendah seperti biskuit, bisa menggunakan orang biasa sebagai penyampai pesan.

Sumber pesan   harus kredibel dan atraktif. Kredibilitas endorser sangat penting ketika pemahaman pesan rendah. Harus adanya kesesuiaian antara produk dengan endorser. dan juga endorser harus sesuai dengan target market dari produk. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memilih sumber pesan adalah reputasinya. Apabila suatu saat reputasi sumber pesan menjadi negatif, tentunya akan berpengaruh terhadap produk. Konsumen pasti tidak akan memilih produk tersebut karena teringat dengan sumber pesan yang memiliki reputasi negatif.

Selanjutnya akan dibahas mengenai pesan yaitu iklan itu sendiri. Mengulang iklan lebih dari satu kali dapat menyebabkan 2 hal, yaitu masyarakat menjadi lebih tahu dengan produk tersebut atau membuat iklan tersebut menjadi biasa. Isi pesan dari iklan juga terbagi menjadi dua yaitu hanya menampilkan satu sisi saja atau dua sisi. Maksud dari satu sisi adalah iklan hanya menyampaikan informasi yang positif, biasanya digunakan untuk target market yang friendly. Sedangkan iklan yang berisi dua sisi menyampaikan sisi positif dan negatif dari produk tersebut ( cont : rokok), biasanya digunakan pada target market yang unfriendly / kritis. Membuat kesimpulan di akhir pesan diperlukan jika konsumen sulit untuk termotivasi oleh iklan. Membuat iklan yang membandingkan produk dengan produk lain juga bisa dilakukan tentunya tidak secara terang - terangan karena ada aturan yang berlaku. Iklan juga dapat berisi pesan yang positif bila konsumen menggunakan produk dan pesan negatif jika konsumen tidak menggunakan produk tersebut. Selain itu, iklan juga dapat menggunakan daya tarik seksual, humor, dan rasa takut dalam penyampaiannya. Tentunya disesuaikan dengan kondisi dan jenis produk.


Komentar :

Pembahasan mengenai topik kali ini sangat menarik. Selain karena pembicara membawakannya dengan sangat menarik, informasi yang disampaikan pun memberi banyak pengetahuan tambahan bagi saya pribadi. Meskipun topik kali ini membahas mengenai iklan, tetapi menurut saya pengetahuan tentang iklan juga perlu diketahui. Karena sebagai calon lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi, penting halnya untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang berbagai hal.

Dari pembahasan lebih dalam mengenai iklan ini, saya menjadi sadar bahwa saya pribadi telah terpengaruh dengan pesan yang terkandung dalam iklan yang saya lihat dan saat ini saya telah belajar mengenai faktor apa saja yang dapat mempengaruhi orang setelah melihat sebuah iklan. Ternyata di dalam pembuatan iklan itu sendiri memiliki banayk strategi baik dalam hal penggunaan sumber pesan dan isi pesan dalam iklan itu sendiri. Semua strategi yang digunakan dalam iklan itu sendiri semata - mata hanya untuk mempengaruhi kita sebagai konsumen hingga akhirnya mengubah sikap kita terhadap produk yang diiklankan tersebut. Setelah mengetahui semuanya itu, rasanya pengetahuan ini sangat bermanfat bagi kita semua, khusunya yang nantinya akan bergelut di  bidang yang berhubungan dengan iklan.





Kamis, 28 Oktober 2010

Iklan dan Kekerasan Simbolik

Senin, 25 Oktober 2010

Pembicara  :  Endah Murwani sebagai Doktor di bidang Periklanan dan Dosen Fikom Universitas Multimedia Nusantara

Deskripsi  :

Iklan adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita sehari - hari. Di jalan, di sekolah, di kantor, di toilet dan di mana pun kita dapat melihat iklan. Akan tetapi sekarang telah terjadi pergeseran dari fungsi iklan tersebut. Saat ini iklan tidak hanya digunakan untuk menawarkan suatu produk, melainkan berusaha untuk membentuk sistem nilai, gaya hidup maupun selera budaya tertentu. Iklan tidak hanya memvisualisasikan kualitas dan atribut dari suatu produk tetapi juga membuat  bagaimana sifat / ciri produk tersebut memiliki arti sesuatu bagi kita. Dengan kata lain, iklan mencoba mendefinisikan image tertentu ketika orang menggunakan produk tersebut.

Pollan membagi fungsi komunikasi iklan menjadi dua, yaitu fungsi informasional dan fungsi transformational. Dalam fungsi informasional, iklan menginformasikan mengenai karakteristik produk. Sedangkan dalam fungsi transformational, iklan berusaha untuk mengubah sikap -sikap yang dimiliki konsumen terhadap merk, gaya hidup, dan lain - lain.

Beberapa ilmuwan sosial menyumbangkan pemikiran mereka tentang iklan. Menurut Baudrillard iklan adalah bentuk dari sistem tanda yang mengatur makna dari objek / komoditas dan iklan juga dipandang sebagai perangkat ideologis dari kapitalisme konsumen. Menurutnya iklan sebagai wacana yang dikodekan dan melekat pada produk, tidak memiliki hubungan dengan realitas (hyperreal).

Dan lewat kode dalam pesan manusia sadar akan dirinya dan kebutuhan - kebutuhannya. Kode tersebut hirarkis untuk menandakan perbedaan - perbedaan dari status kelas. Sedangkan menurut Barthes iklan juga dilihat sebagai tanda, yang mengatur makna yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan. Makan ideologis yang dimiliki iklan dibuat senetral mungkin, proses signifikansi (pembuatan tanda) disebut Barthes sebgai myth / mitos. Menurutnya tanda masih bisa merepresentasikan realitas (signifikansi tingkat pertama / denotasi) sedangkan pada signifikansi tingkat 2 (konotasi) tanda bisa merepresentasikan sesuatu yang hanya bisa dipahami lewat situasi kultural / sosial yang sama. Sementara sebagai sebuah myth, tanda dalam iklan dianggap merepresentasikan pesan ideologis si pembuat iklan (kelas borjuis). Menurutnya iklan memiliki berbagai warna sesuai dengan tingkat signifikansi yang dilakukan oleh khalayak.

Menurut Bourdieu, seluruh tindakan pedagogis baik di rumah, sekolah, media dan lain - lain memiliki muatan kekerasan simbolik selama pelaku punya kuasa dalam menentukan sistem nilai atas pelaku lainnya. Diasumsikan bahwa media dan iklan merupakan saran untuk melakukan tindakan pedagogis dari kelas / kelompok sosial tertentu. Iklan menjadi mesin kekerasan simbolik yang bisa menciptakan sistem kategorisasi, klasifikasi, dan definisi sosial tertentu sesuai dengan kepentingan kelas / kelompok dominan. Image - image simbolik yang diproduksi iklan seperti kebahagiaan, kecantikan, gaya hidup modern merupakan sistem nilai yang dimiliki kelas / kelompok dominan yang ditanamkan pada suatu kelompok masyarakat. Dengan kata lain selera kita, pengetahuan kita terpengaruh oleh media dan iklan.


Komentar  :

Pembahasan mengenai kekerasan simbolik di dalam iklan ini sangat menarik. Karena membuka wawasan saya pribadi lebih dalam mengenai makna dari sebuah iklan. Bahwa ternyata saat ini iklan tidak hanya berfungsi untuk menjual sebuah produk tetapi juga berupaya untuk menciptakan image tertentu tentang sesuatu. Hingga akhirnya kita sebagai konsumen menjadi terpengaruh oleh image dari produk tersebut. Sebagai contohnya adalah iklan salah satu produk pelembab wajah bagi wanita yang membentuk image bahwa perempuan cantik adalah yang memiliki kulit putih, tapi bukan sekedar putih melainkan putih merona, putih bersinar atau bahkan putih secantik mutiara. Dari contoh tersebut dapat terlihat bahwa saat ini, iklan sudah menjadi mesin kekerasan simbolik yang digunakan oleh kelas / kelompok tertentu untuk mempengaruhi kelompok masyarakat tertentu.

Akan tetapi meskipun begitu, kekerasan simbolik yang terkandung di dalam sebuah iklan dianggap wajar oleh kebanyakan orang karena sadar atau tidak masyarakat sudah terpengaruh dengan image yang ditampilkan dalam iklan. Kebiasaan, pola pikir kita, dan gaya hidup kita saat ini sudah terpengaruh oleh media dan iklan. Sadar atau tidak kita sudah berubah menjadi seperti apa yang diinginkan oleh iklan tersebut.





Kamis, 07 Oktober 2010

Simbol dan Arsitektur bagian II

Selasa, 5 Oktober 2010

Pembicara : Bpk. Eduard Tjahjadi

Karya - karya arsitektur sering digunakan sebagai simbol kekuasaan ( politik, ekonomi ), simbol demokrasi, simbol kemajuan teknologi, dan simbol sustainability approach. Di bawah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai karya arsitektur sebagai simbol.

Karya - karya arsitektur digunakan sebagai simbol kekuasaan politik dan ekonomi karena ingin menunjukkan kekuatan ekonomi yang ada di negara / kota / daerah tersebut. Hal tersebut ditunjukkan dengan membangun gedung - gedung tinggi dengan arsitektur yang unik. Beberapa contohnya adalah gedung - gedung tinggi yang ada di Shanghai, Frankfurt, dan Dubai yang berusaha menjadi pusat dari tujuan wisata dunia. Salah satu cara menarik perhatian wisatawan untuk datang adalah dengan membuat bangunan - bangunan yang memiliki arsitektur unik dan menonjol, seperti Sowwah Square, Dubai Opera House, Diamond Ring Hotel, dan Capital Gate. Semuanya itu dibangun hanya untuk menunjukkan bahwa Dubai merupakan pusat ekonomi yang kuat.

Sowwah Square, Dubai





Dubai Opera House, Dubai



Selanjutnya karya - karya arsitektur digunakan sebagai simbol demokrasi untuk menunjukkan adanya keterbukaan di negara - negara tersebut. Sebagai contohnya adalah National Mall di Washington DC. National Mall merupakan area terbuka untuk umum / taman yang berada di tengah antara Gedung Perlemen dan Patung Abraham Lincoln. Di antara National Mall  dan Patung Abraham Lincoln teradapat juga Washington Monument hal tersebut ingin menunjukkan bahwa adanya keterbukaan.

National Mall, Washington DC


Berikutnya karya arsitektur sebagai simbol kemajuan teknologi di mana karya - karya arsitektur juga mengikuti kemajuan teknologi yang ada. Contohnya adalah Menara Eiffel di Paris yang dibangun pada tahun 1887 - 1989 yang awalnya berfungsi sebagai pintu gerbang dalam Exposition Universelle ( pameran dunia yang merayakan seabad revolusi Perancis ) Tahun 1909, Menara Eiffel direncanakan untuk dibongkar, akan tetapi niat tersebut diurungkan. Karena Menara Eiffel yang dibangun dengan menggunakan besi ringan ini banyak menarik perhatian orang untuk berkunjung ke sana dan merupakan simbol kemajuan teknologi dari segi pemilihan bahan dasar bangunan.

Eiffel Tower, Paris

Yang terakhir karya arsitektur sebagai simbol sustainability approach. Di mana karya arsitektur dibuat dengan menggunakan bahan - bahan yang ramah lingkungan, dari alam dan dapat diperbaharui kembali. Hal ini merupakan fenomena yang marak terjadi belakangan ini, bahkan hal ini diangkat dalam Expo 2010 di China.

Komentar :

Pembahasan mengenai arsitektur sebagai simbol kekuasaan ( politik & ekonomi ), simbol demokrasi, simbol kemajuan teknologi, dan simbol sustainability approach ini memberikan banyak pengetahuan kepada saya pribadi. Pembicara membuka mata saya untuk melihat lebih dalam mengenai arsitektur yang dibangun dengan tujuan tertentu.

Bahwa ternyata setiap karya arsitektur yang dibangun mempunyai makna - makna filosofis, tentunya pengetahuan seperti ini amat berguna bagi kita semua agar menambah wawasan dan pengalaman sehingga kita semua lebih peka terhadap dunia arsitektur.

Minggu, 03 Oktober 2010

Simbol dan Arsitektur

Selasa, 28 September 2010

Pembicara : Bpk. Eduard Tjahjadi

Deskripsi :

Secara etimologis, kata symbol berasal dari bahasa latin ( symbolum, symbolon ) yang berarti objek, gambar, tulisan, suara, atau tanda tertentu yang mewakili sesuatu yang lain oleh asosiasi, kemiripan, atau konvensi. Simbol merupakan alat untuk mengekspresikan sesuatu yang mencerminkan intelektualitas, emosi, dan spirit.

Sedangkan arsitektur adalah seni dan ilmu merancang bangunan atau struktur fisik lain. Arsitektur terbagi menjadi dua yaitu level mikro dan makro. Level mikro mencakup bangunan , kompleks sedangkan level makro mencakup kotak.

Karya - karya arsitektur sering dianggap sebagai karya seni, simbol politik, dan budaya. Contohnya saja Candi Borobudur, Candi Prambanan, Piramid, Colloseum, dan masih banyak lagi. Karya - karya arsitektur bukan hanya sebatas fungsi saja tetapi juga berperan sebagai tanda komunikasi.

Arsitektur di suatu tempat berbeda dengan yang ada di tempat lain. Karena arsitektur adalah gabungan dari kebutuhan akan sesuatu ( baik kebutuhan akan bangunan, tempat tinggal, dll ) dan cara ( bahan bangunan, teknologi, dan keterampilan yang tersedia ).

Forbiden City Hierarki



Forbiden City Palace

Contoh dari karya - karya arsitektur adalah The Forbiden City ( kota terlarang )  yang pada awalnya dibangun dengan filosofi - filosofi tertentu. Di mana menunjukkan hierarki / tingkatan dari yang paling rendah menuju yang paling tinggi yaitu kemuliaan Tuhan. Hal tersebut terlihat dari susunan bangunan yang ada di kota terlarang di mulai dari pintu masuk. Contoh lainnya adalah Keraton Yogyakarta yang berada sejajar / segaris lurus dengan diapit oleh Gunung Merapi dan Samudera Indonesia ( laut selatan ). Tentunya pembangunan Keraton Yogyakarta tersebut memiliki maksud tertentu di mana Keraton tersebut diapit oleh dua kerajaan "Alam" yang dianggap berkuasa.

Interior Keraton Yogyakarta

Eksterior Keraton Yogyakarta

Komentar :

Pembahasan topik kali ini sungguh menarik dan memberikan pengetahuan tambahan kepada saya pribadi khususnya mengenai arsitektur. Karena saya sebagai calon lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi tentunya harus memiliki pengetahuan luas tak terkecuali dengan hal - hal yang berhubung dengan arsitektur.

Pembicara, yang memang kompeten di bidang arsitektur ini membagikan pengetahuan yang sangat baik bahwa ternyata karya - karya arsitektur pada zaman dahulu itu tidak sembarangan dibangun. Tetapi memiliki maksud / tujuan filosofis dibalik itu semua meskipun pada akhirnya sekarang karya - karya arsitektur tersebut menjadi simbol karya seni seperti Piramid, The Forbidden City, Colloseum, Monas, Candi Borobudur, dan masih banyak lagi.

Dari pembahasan topik kali ini, pembicara mengajak kita semua untuk berpikir kritis mengenai karya - karya arsitektur. Seperti kenapa Keraton Yogyakarta berada di antara Gunung Merapi & Laut Selatan, apa makna dibalik penyusunan bangunan - bangunan yang asa di The Forbidden City ( kota terlarang ) dan masih banyak lagi.

Pembicara juga menyajikan topik ini dengan sangat menarik dan mudah dimengerti sehingga membuat kita tidak cepat jenuh dan selalu ingin tahu lebih banyak.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Filsafat Bahasa

Senin, 27 September 2010

Pembicara : Prof. Dr. Ir. Dali Santun Naga, MMSI

Deskripsi :
Bahasa Indonesia yang sekarang kita gunakan sehari - hari ini lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Saat itu Bahasa Indonesia diangkat / diambil dari Bahasa Melayu Riau. Akhirnya 10 tahun kemudian (tahun 1938) diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo untuk memperbaiki kekurangan - kekurangan yang ada pada Bahasa Indonesia. Akan tetapi Kongres Bahasa Indonesia ini tidak dibiayai oleh pemerintah (menggunakan biaya swasembada). Barulah pada tahun 1954 diselenggarakan kembali Kongres Bahasa Indonesia II di Medan yang dibiayai oleh pemerintah. Kongres Bahasa inilah yang telah melahirkan lembaga yang sekarang dikenal sebagai Pusat Bahasa. Pusat Bahasa bertugas untuk membina Bahasa Indonesia dengan bantuan Kongres Bahasa Indonesia yang diselenggarakan 5 tahun sekali.

Berikut ini adalah perkembangan Bahasa Melayu sebelum resmi menjadi Bahasa Indonesia, di antaranya adalah :
1. Bahasa Melayu Purba, terjadi sebelum zaman Sriwijaya.
2. Bahasa Melayu Kuno, pada zaman Sriwijaya abad ke 4 - 14 mulai ada catatan dalam bentuk prasasti.
3. Bahasa Melayu Klasik, pada abad ke - 14 - 18.
4. Bahasa Melayu Peralihan, pada abad ke - 19 yang mulai menulis dalam abjad Latin.
5. Bahasa Melayu Baru pada abad ke - 20.
6. Bahasa Melayu Modern yang terdiri dari Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia.

Bahasa Melayu terdiri dari beragam - ragam, antara lain Melayu Riau Johor, Melayu Betawi, Melayu Cina, Melayu Manado, Melayu Maluku, dan Melayu Balai Pustaka, Pujangga Baru, dan sebagainya. Pada tahun 1908, Belanda membuat perpustakaan yang akhirnya menjadi Balai Pustaka yang buku - bukunya ditulis dengan bahasa Melayu Riau. Bahasa Melayu Kuno digunakan dalam penulisan - penulisan di prasasti - prasasti pada zaman dahulu. Diantaranya adalah Prasasti Kedukan Bukti (Palembang, 16 Juni 682) ; Prasasti Talang Tou (Palembang, 23 Maret 684); Prasasti Kota Kapur (Bangka, 28 Februari 686) dan masih banyak lagi. Bahasa Melayu Kuno ditulis dalam aksara Pallawa dan Dewanagari.

Setelah mengetahui mengenai perkembanagan bahasa, saatnya untuk mengetahui bagaimana perkembangan dari ejaan. Berikut adalah perkembangan ejaan :
1. Tulisan Arab (Jawi) yang sampai sekarang masih digunakan di Brunei dan Malaysia.
2. Tahun 1901, ejaan Van Ophujsen yang memiliki beberap aturan yaitu j untuk y, dj untuk j. tj untuk c, dll. Bahasa Melayu terbagi menjadi 2 yaitu Bahasa Melayu tinggi yang ada di Balai Pustaka dan Bahasa Melayu rendah yang ada di Sin Po.
3. Tahun 1947, ejaan Soewandi (ejaan Republik).
4. Tahun 1972, ejaan yang disempurnakan di mana ejaan ini menyeragamkan ejaan Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura dengan membentuk Majelis Bahasa Brunei, Indonesia, Malaysia (Mabbim).

Dalam menggunakan Bahasa Indonesia kita harus cermat terutama dalam hal bahasa tulisan. Baik dalam hal ejaan yang digunakan, kata - kata, frasa. klausa, kalimat, paragraf, maupun wacana. Karena sering kali terjadi kesalahan / kekeliruan dalam hal pemilihan kata yang digunakan, penyusunan kalimat, peletakan tanda baca. dan masih banyak lagi. Karena itu hendaknya sebelum menulis harus dilengkapi dengan kamus, tata bahasa baku, dan pedoman ejaan dan pembentukan istilah agar tidak keliru dalam menulis.

Komentar :
Topik yang dibahas kali ini sungguh menarik dan memberi banyak tambahan pengetahuan kepada saya pribadi mengenai Bahasa Indonesia. Selain itu juga pembicara yang memang ahli di bidang bahasa ini, membawakan topik ini dengan menarik dan tak lupa selalu memebrikan pengetahuna tentang bahasa yang selama ini belum saya ketahui.

Ternyata sangat menarik bila kita berbicara mengenai sejarah bahasa mulai dari Bahasa Melayu Purba hingga Bahasa Melayu Modern. Pembicara memberikan pengetahuan tambahan kepada saya pribadi dengan menunjukkan perkembangan Bahasa Melayu yang tertulis dalam prasasti - prasasti yang ditemukan. Kemudian saya juga mendapatkan pengetahuan mengenai perkembangan ejaan yang terlihat dari hikayat - hikayat yang ada hingga menjadi ejaan yang disempurnakan.

Dan hal terakhir yang saya dapatkan dari pembahasan ini adalah saya menjadi sadar bahwa ternyata selama ini saya telah melakukan kekeliruan dalam berbahasa tulisan. Banayk hal yang dikira benar ternyata keliru. Contohnya saja mengenai penggunaan huruf kapital. peletakan tanda baca, penulisan kata yang disambung / dipisah, dan masih banyak lagi.

Satu hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan ini bahwa ternyata saya sebagai orang Indonesia, ternyata belum sepenuhnya benar salam menggunakan Bahasa Indonesia khususnya dalam hal bahasa tulisan. Jadi pembahasan mengenai topik ini benar - benar bermanfaat bagi saya. Apalagi saya sebagai calon lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi tentunya harus benar - benar memahami bagaimana tata Bahasa Indonesia yang baku dan benar. Karena komunikasi itu sendiri membutuhkan bahasa yang baik dan benar agar dapat berkomunikasi dengan baik.

Sabtu, 25 September 2010

Jurnalisme Investigasi

Selasa, 21 September 2010

Pembicara  :  Nezar Patria sebagai Pemimpi Redaksi VivaNews

Deskripsi  :
Jurnalisme investigasi berbeda dengan jurnalisme biasa, di mana jurnalisme investigasi mencoba mengungkapkan fakta barudi balik suatu peristiwa sedangkan jurnalisme biasa hanya memberitakan fakta yang memang sudah ada. Jurnalisme investigasi dilaksanakan dengan metode - metode investigasi dengan keluasan jaringan, wawancara yang luas, dan riset yang mendalam. Wartawan  investigasi menggunakan satu teknik yang disebut dengan "mengendus", di mana ide awal dari sebuah investigasi bermula dari sebuah petunjuk. Jurnalisme investigasi muncul di Indonesia pada tahun 1974 dengan Harian Indonesia Raya sebagau pelopornya. Akan tetapi harian yang dipimpin oleh Mochtar Lubis ini dibredel pada masa Orde Baru. Setelah itu jurnalisme investigasi di Indonesia hilang hingga tahun 1998 jurnalisme investigasi bangkit kembali dengan Tempo sebagai pelopornya.

Adapun ciri - ciri dari liputan investigasi adalah :
1. Liputan investigasi harus mengungkapkan fakta baru yaitu suatu fakta yang menjadi pertanyaan publik dalam suatu peristiwa.
2. Jurnalisme investigasi umumnya adalah laporan yang mendalam karena dibangun dari hasil riset dan reportase yang panjang. Reportase investigasi terkadang memakan waktu yang lama. Contoh : Harian Washington Post membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk menuliskan 300-an artikel tentang skandal Watergate.
3. Liputan investigasi selalu mencari bukti tertulis dengan menggunakan metode pelacakan dokumen (paper trail). Liputan ini juga memiliki ciri wawancara dengan orang - orang yang terlibat (human trail) secara ekstensif dan intensif. Selain itu, metode pelacakan elektronik (e-trail) terkadang juga menonjol dalam liputan investigasi.
4. Liputan investigasi tak jarang menggunakan cara - cara polisi untuk membongkar kejahatan. Misalnya : menggunakan metode penyamaran, memakai kamera dan alat rekam tersembunyi serta memata - matai. Tujuannya adalah membongkar informasi jahat yang merugikan masyarakat yang selama ini dirahasiakan dari publik. Sasarannya bisa pejabat pemerintah / pengusaha.
5. Liputan investigasi terkadang menimbulkan dampak. Dampak isu bisa berupa perbaikan sistem / mundurnya seorang pejabat karena terlibat dalam skandal yang diselidiki. Contoh : Presiden Richard M. Nixon yang mengundurkan diri pada tahun 1974.

 Setelah mengetahui seperti apakah ciri - ciri liputan investigasi, saatnya mengetahui proses investigasi, yaitu :
1. Riset dan reportase yang mendalam dan berjangka waktu panjang untuk membuktikan kebenaran / kesalahan hipotesis. 
2. Paper trail (pencarian jejak dokumen) yang berupa upaya pelaakan dokumen publik / pribadi demi mencari kebenaran - kebenaran untuk mendukung hipotesis.
3. Wawancara yang mendalam dengan pihak - pihak yang terkait dengan investigasi, baik para pemain langsung maupun mereka yang bisa memberikan background terhadap topik investigasi.
4. Pemakaian metode penyelidikan polisi dan peralatan anti - kriminalitas. Metode ini termasuk melakukan penyamaran.
5. Pembongkaran informasi yang tidak diketahui publik.

Setelah mengetahui ciri - ciri investigasi dan proses investigasi, sekarang saatnya untuk mengetahui dari mana saja sumber informasi untuk liputan investigasi diperoleh. Ada tiga sumber informasi, yaitu observasi (mengamati dan mencari fakta), dokumen, dan wawancara (on/off record, background info). Yang dimaksud dengan wawancara off record adalah identitas narasumber dan informasi yang diberikan oleh narasumber tidak dapat ditulis / dikutip jadi hanya untuk pengetahuan wartawan saja. Sedangkan background info adalah identitas narasumber dirahasiakan tetapi lembaga tempat narasumber bekerja dapat ditulis dan informasi yang diberikan narasumber dapat dipublikasikan.

Setiap peliputan pasti memiliki hambatan dan kesulitannya masing - masing, tak terkecuali dengan liputan investigasi. Berikut ini adalah kesulitan dan hambatan dalam liputan investigasi yaitu keterbatasan waktu, dana, dan sumber informasi ; keraguan editor / penerbit / pemimpin redaksi ; tantangan dari perusahaan tempat bekerja ; kasus white collar crime kurang menjadi perhatian publik ketimbang kasus politik ; dan ancaman keselamatan.

Komentar :

Pembahasan mengenai jurnalisme investigasi ini sangat menarik kalau biasanya kita hanya mengetahui tentang jurnalisme biasa, kali ini saya pribadi mendapat pengetahuan tambahan menganai jurnalisme investigasi. Pengetahuan ini akan sangat bermanfaat apabila nantinya saya akan bekerja di bidang jurnalistik, khususnya jurnalisme investigasi.

Dari pembahasan mengenai jurnalisme investigasi ini, hal yang saya tangkap adalah bahwa jurnalis / wartawan harus peka dan berpikir kritis ketika menghadapi sebuah kasus / peristiwa. Di mana seorang jurnalis / wartawan mampu membaca petunjuk - petunjuk kecil yang ada dalam sebuah kasus dan kemudian berusaha menyelidiki lebih dalam dengan tekun demi mendapatkan hasil investigasi yang diinginkan. Karena jurnalis harus melakukan observasi dan riset mendalam dalam jangka waktu panjang untuk mencari bukti - bkti tertulis maupun wawancara dengan narasumber. Dan hal yang harus diingat juga adalah bahwa liputan investigasi harus memiliki dampak terhadap publik. Sebuah liputan dapat disebut sebagai liputan investigasi bila memiliki dampak terhadap publik / ada kepentingan publik di dalamnya.

Berikut adalah beberapa contoh dari liputan investigatif yang saya kutip dari Buku berjudul Media, Pemilu, dan Jurnalisme Investigatif terbitan UNESCO Jakarta tahun 2005 dalam diskusi panel dengan Roderick MacDonnel dari Institut Bank Dunia dengan tema "Jurnalisme Investigatif dan Kemandirian Media" :
1. Tahun 2001 di Filipina terjadi pemecatan terhadap Presiden Joseph Estrada dikarenakan laporan investigatif dari Phillipine Center for Investigative Journalism tentang kejahatan Estrada, teman - teman,  dan keluarganya. Laporan tersebut menjatuhkan Joseph Estrada dari kursi kepresidenan yang telah ia duduki sejak Mei 1998.
2. Di Thailand, Khun Prasong Lertratanawisute dari surat kabar bisnis, Prachachart pada awal tahun 2000 memeriksa secara menyeluruh neraca keuangan milik Sanan Kachoinprasart juga wakil Perdana Menteri. Dalam tulisannya, Prasung mempertanyakan tentang dana pinjaman sebesar satu juta dolla. Akhirnya The Counter Commision menindaklanjuti laporan tersebut dan kemudian Sanan pun mengundurkan diri.
3. Di Ecuador,Amerika Latin, Presiden Bucaram telah diusir karena ketidakmampuan mentalnya setelah sebuah berita investigatif mengungkap bagaimana Presiden yang dikenal sebagai "El Loco" itu telah mengalihkan dana yang diperolehnya saat Natal, yang tadinya ditunjukkan bagi kaum miskin.
4. Di Venezuela, dua berita investigatif telah mendapatkan penghargaan dengan dipercepatnya kejatuhan    Presiden Perez. Seseorang melaporkan bahwa Presiden telah menyelewengkan dana sebesar 17 juta dollar.Yang lain menuduh bahwa Perez dan dua ajudannya telah mendapat uang jutaan dengan mengubah mata uang Venezulea ke dalam dollar sesaat setelah devaluasi.

Minggu, 12 September 2010

Semiotik : Ilmu Tentang Tanda

Selasa, 7 September 2010

Pembicara :  Kurnia Setiawan, S.Sn, M.Hum, CH.t sebagai Dosen FSRD Untar

Deskripsi  :

Semiotik adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu seme: semiotikos: semeion: penafsir tanda yang berarti tanda / sign dalam bahasa Inggris. Semiotik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti bahasa, kode sinyal, dan sebagainya.

Perintis awal semiotika adalah Plato yang memeriksa asal - muasal bahasa. Tanda dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tanda alami (natural) dan tanda yang disepakati (konvensional). Contoh dari tanda alami adalah tanda lahir sedangkan contoh dari tanda yang disepakati adalah berjabat tangan. Tanda yang disepakati itu menjadi berbeda artinya sesuai dengan waktu, tempat, dan konteksnya. contohnya : bagi orang Amerika arti dari tepuk tangan adalah memberikan pujian / penghargaan bagi orang tersebut, tetapi bagi orang Tibet berarti mengusir roh - roh jahat.

Ada beberapa tokoh yang mengembangkan tentang teori tanda, diantaranya adalah :
  • St. Agustinus (354-430) mengembangkan teori tentang signa tanda (tanda konvensional). Persoalan tanda menjadi objek pemikiran filosofis. Studi dibatasi mengenai hubungan kata fisik dan kata mental.
  • William of Ockham OFM (1285-1349) mempertajam mengenai studi tentang tanda. Tanda dikategorikan berdasarkan sifat.
  • John Locke (1632- 1700) melihat eksplorasi tentang tanda akan mengarah pada terbentuknya basis logika baru. Hal ini tertuang dalam karyanya "An Essay Concerning Human Understanding (1690)"

Konsep semiologi diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure (1857-1913) yang berasal dari Swiss. Beliau mengajar bahasa Sansekerta dan linguistik sejarah. Saussure mengkaji linguistik secara sinkronik bukan diakronik. Saussure mendefinisikan tanda linguistik sebagai entitas dua sisi : sisi pertama sebagai penanda dan sisi kedua sebagai petanda. Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide / pertanda (signified). Penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan / didengar dan apa yang ditulis / dibaca. Sedangkan petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa. Terhubungnya sebuah penanda dan petanda hanya dapat dimungkinkan oleh bekerjanya sistem relasi atas kesepakatan (konvensi). Tanda dapat bekerja karena ada perbedaan artinya dia dapat dibedakan dengan tanda - tanda lainnya.

Charles Sanders Pierce (1839-1914) seorang filsuf kebangsaan Amerika mengembangkan filsafat pragmatisme melalui kajian semiotik. Ia mengembangkan teori tanda yang dibentuk oleh 3 faktor yaitu : Representamen, Objek, dan Interpretant.

Berikut adalah penjelasan mengenai Representamen, Objek, dan Interpretant
a. Level Tanda
    Tanda yang dikaitkan dengan ground / representamen adalah :
  1. Qualisign : Kualitas yang ada pada tanda 
  2. Sinsign : Eksistensi aktual benda / peristiwa/ realitas fisik yang nyata
  3. Logisign : Norma/ hukum yang dikandung oleh tanda, contoh : bunyi peluit wasit pada saat pertandingan sepakbola yang berarti adanya pelanggaran.
b. Level Objek
    Terbagi menjadi 3, yaitu :
  1. Ikon : Tanda yang menghubungkan antara penanda dan petandanya,contoh : foto
  2. Indeks : Tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah, antara tanda dan petandanya yang bersifat kausal / hubungan sebab akibat, contoh : asap sebagai tanda adanya api.
  3. Simbol : Tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya, hubungan bersifat arbiter, contoh : bendera kebangsaan suatu negara
c. Level Interpretant
    Terbagi menjadi 3, yaitu :
  1. Rheme : Tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Tanda menjadi sebuah kemungkinan bagi interpretant, contoh : kosep
  2. Dicent sign / dicisign : Tanda sesuai dengan kenyataan. Tanda bagi interpretant sebagai sebuah fakta, misalnya pernyataan deskriptis
  3. Argument : Yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. Tanda bagi interpretant sebagai sebuah nalar.

Tokoh selanjutnya adalah Roland Barthes (1915-1980) yang berpandangan bahwa sebuah sitem tanda yang mencerminkan asumsi - asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Ia menunjukkan bagaimana aspek denotatif tanda - tanda dalam budaya pop yang menyingkap konotatif.

The Rhetoric of The Image (1964) mengkaji pesan - pesan yang terdapat dalam sebuah foto iklan. Pesan Linguistik yang berarti semua kata dan kalimat yang ada di dalam iklan. Pesan ikonik yang terkodekan yang berarti konotasi yang muncul dalam foto iklan. Pesan ikonik yang  tak terkodekan yang berarti denotasi yang muncul dalam foto iklan.

Komentar  :

Pembahasan mengenai semiotik ini sangat bermanfaat karena menambah satu ilmu lagi bagi saya pribadi. Menarik sekali ketika saya mengetahui bahwa tanda / sign sudah dicoba untuk diteliti / digali lebih dalam oleh banyak para ahli / ilmuwan sejak dahulu kala.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kita hidup dikelilingi oleh berbagai tanda, baik tanda alami maupun tanda yang disepakati, seperti lampu lalu lintas berwarna merah artinya berhenti (itu terjadi karena sudah ada kesepakatan bahwa lampu berwarna merah berarti berhenti).

Selain itu pemahaman mengenai pesan linguistik, pesan ikonik yang terkodekan, dan pesan ikonik yang tak terkodekan sangat berarti bagi saya pribadi. Ternyata bahwa dalam sebuah foto iklan itu terkandung makna dibalik pemilihan warna, kata - kata, simbol / lambang, dan lain - lain. Semuanya itu dipilih berdasarkan pertimbangan yang matang. Karena ada tujuan di balik itu semua. Contohnya foto iklan KFC yang berwarna merah bertuliskan KFC dan bergambar wajah seorang kakek yang sedang tersenyum.
copyright 2006 KFC corporation, all rights reserved

Ternyata semuanya itu dirancang dengan maksud tertentu, seperti warna merah (pesan ikonik yang tak terkodekan) ingin menunjukkan bahwa KFC adalah makanan yang lezat karena merah melambangkan hot / panas, tentunya makanan akan lebih lezat bila dalam keadaan panas. Kemudian pemilihan gambar wajah seorang kakek yang sedang tersenyum (pesan ikonik yang terkodekan) selain karena pelopor dari KFC ini adalah Kolonel Sanders juga ingin menunjukkan keramahan di balik senyum wajahnya.


Jadi ilmu semiotik ini berguna untuk membantu kita semua agar lebih memahami makna dari tanda - tanda yang ada di sekitar kita, contohnya saja makna yang terkandung dalam foto, iklan, poster, dll. Ilmu semiotik ini juga membantu kita untuk menemukan tanda - tanda baru dengan makna tertentu. Akan tetapi tentunya ilmu ini harus digunakan dengan sebaik - baiknya dan sebijak mungkin, jangan sampai pesan yang terkandung tidak dapat tersampaikan dengan baik. Karena manfaat dari suatu ilmu tergantung kepada orang yang memanfaatkannya.

Sabtu, 04 September 2010

Media dan Kesetaraan Gender

Selasa, 31 Agustus 2010

Pembicara : A. Junaidi sebagai Dosen Fikom UNTAR dan Wartawan The Jakarta Post.

Deskripsi :

Apa itu Gender? Gender bukanlah merupakan perbedaan laki - laki dan perempuan yang ditentukan dengan ciri fisik, karena yang membedakan laki - laki dan perempuan secara fisik dinamakan sex. Di mana perbedaan tersebut berdasarkan ciri - ciri fisik yakni perempuan memiliki payudara sedangkan laki - laki tidak.

Gender sendiri adalah perbedaan antara laki - laki dan perempuan berdasarkan konstruksi sosial yang dibentuk dalam pemikiran kita, seperti laki - laki berpikir menggunakan logika sedangkan perempuan menggunakan perasaan; laki - laki itu tegas sedangkan perempuan lembut.

Pandangan mengenai gender tersebut juga tercermin dalam pemberitaan di media massa. Seperti bila ada pemberitaan bahwa seorang laki - laki memiliki banyak pacar maka cenderung disebut hebat, sedangkan perempuan bila bergonta - ganti pacar atau memiliki banyak pacar maka cenderung disebut " nakal ". Media massa cenderung tidak menyamaratakan antara kedudukan laki - laki dan perempuan. Bahasa - bahasa jurnalisme yang digunakan media massa pun masih mencerminkan budaya patriarki. Di mana perempuan dianggap berada di bawah laki - laki, padahal banyak perempuan yang juga berprestasi. Selain itu, penggambaran perempuan di media massa juga masih mencerminkan stereotipe tertentu, seperti perempuan yang baik adalah perempuan yang dapat membagi waktu antara karir dan keluarga, ibu rumah tangga yang baik mampu mendorong suami hingga sukses sedangkan perempuan lajang dan janda hampir selalu mendapatkan penggambaran buruk dalam media.

Faktor - faktor internal yang menyebabkan terjadinya hal yang dijelaskan diatas juga dipengaruhi oleh minimnya jumlah jurnalis perempuan dibandingkan laki - laki, sehingga yang tertuang di media terpengaruh oleh pemikiran laki - laki. Selain itu rendahnya perspektif mengenai gender juga turut berperan di mana tidak semua jurnalis perempuan pun menyadari bahwa gender mereka direndahkan. Faktor lainnya adalah pemilik media / pemodal karena persaingan, mereka merasa perlu untuk mengeksploitasi perempuan supaya usaha media mereka laku di pasaran.

Sedangkan faktor eksternal adalah pengiklan, iklan selalu menggambarkan perempuan yang cantik adalah yang berkulit putih, bertubuh langsing, dan berambut panjang. Padahal itu semua hasil pemikiran si pembuat iklan guna membentuk pasar.

Komentar :

Menarik sekali bila membahas mengenai kesetaraan gender dalam pemberitaan di media massa. Bahwa ternyata bila dicermati lebih teliti, media massa masih cenderung tidak adil terhadap perempuan. Mungkin selama ini kaum perempuan belum menyadari keadaaan tersebut. Pemberitaan di media cenderung menampilkan bahwa laki - laki lebih hebat, dominan, dan berprestasi dibanding perempuan. Padahal pada kehidupan nyata banyak juga perempuan yang hebat dan berprestasi. Selain itu banyak media mengksploitasi perempuan karena menganggap perempuan sebagai objek, sebagai contoh beberapa media mengeksploitasi sensualitas dengan perempuan sebagai objek seperti yang terdapat pada majalah dewasa.

Hal - hal diatas memang tak terlepas dari pengaruh pemilik media dan pengiklan, akan tetapi menurut saya seharusnya media yang sehat dapat bersikap lebih adil dan netral dalam pemberitaan mengenai perempuan. Cobalah untuk memberitakan sesuatu juga dari sudut pandang perempuan bukan dari sudut pandang laki - laki semata terhadap perempuan. Karena media massa sendiri punya andil yang sangat penting dalam pembentukan opini publik. Meskipun memang di Indonesia masih lekat dengan budaya patriarki dengan pandangan laki - laki berada di atas perempuan dan lebih dominan. 

Pembahasan mengenai Media dan Kesetaraan Gender ini hendaknya dapat membuka mata perempuan bahwa selama ini kaum perempuan " seolah - olah " dianggap / dipandang rendah / sebelah mata sebenarnya berpotensi besar untuk maju dan semua ini dapat menjadi motivasi bagi perempuan untuk terus berprestasi. Sehingga bukan tidak mungkin suatu saat nanti tercipta kesetaraan gender antara laki - laki dan perempuan dalam pemberitaan media massa.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Iklim Kebebasan Pers Pasca Orde Baru

Selasa, 24 Agustus 2010

Pembicara  : A. Junaidi sebagai Dosen Fikom UNTAR dan Wartawan The Jakarta Post

Deskripsi  :

         Pers yang merupakan pilar ke -4 dari negara demokrasi saat ini sangat berbeda dengan pers pada zaman dahulu. Di mana pers pada zaman dahulu sering dibredel karena dianggap terlalu kritis dalam mengkritik pemerintah. Pada tahun 1994 terjadi pembredelan 3 media massa di bawah pemerintahan Soeharto yaitu Tempo, Detik, dan Editor. Hal ini mengakibatkan para wartawan melakukan protes dengan  berdemonstrasi. Akhirnya terbentuklah Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Dan pada tahun 1998 terjadi pencabutan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Hal ini  membuat siapa saja dapat membuka usaha penerbitan tanpa harus memiliki SIUPP tersebut.

        Bila pada zaman dahulu "musuh" terbesar pers adalah negara, maka saat ini "musuh" terbesar pers adalah kelompok - kelompok masyarakat / ormas - ormas. Beberapa harian surat kabar takut untuk memberitakan hal negatif yang berkaitan dengan organisasi masyarakat tersebut. Karena sudah banyak kasus wartawan yang mendapat perlakuan kekerasan (seperti dipukuli bahkan sampai dibunuh) setelah memberitakan hal - hal yang merugikan pihak  tertentu (partai, masyarakat, atau kelompok - kelompok tertentu).

        Selain itu kebebasan pers saat ini juga banyak dipengaruhi / dikendalikan oleh pemilik dari media tersebut / pemodal dan pemasang iklan. Akibatnya pemberitaan di media menjadi tidak netral dan cenderung tidak memberitakan hal - hal negatif yang berkaitan dengan pemilik media / pemodal. Beberapa media massa  juga tidak memberitakan hal negatif yang berkaitan dengan pemasang iklan di medianya karena takut pemasang iklan tersebut akan mencabut iklan dari medianya.

Komentar  :

        Kita hidup di negara demokrasi di mana terdapat kebebasan pers dalam membuat berita. Akan tetapi tentunya kebebasan itu tidak sepenuhnya mutlak, karena masih ada hukum / aturan yang mengikatnya, seperti Kode Etik Jurnalistik. Dengan demikian kebebasan pers yang ada saat ini tentunya harus dipergunakan sebijak mungkin.  Karena kebebasan pers ini bagaikan pedang bermata dua. Bila digunakan dengan baik dan bijaksana , yaitu memberitakan fakta tanpa ada maksud untuk menyerang kelompok / individu tertentu pastilah  pers akan menjadi netral dan berimbang dalam pemberitaanya. Bila pers digunakan untuk memberitakan hal yang cenderung menyerang / mendukung kelompok / individu tertentu tentulah pemberitaan menjadi tidak netral dan cenderung menjadi alat propaganda demi kepentingan kelompok / individu tertentu.

        Karena itu hendaklah para pencari berita / wartawan saat ini dapat menggunakan sebaik mungkin kebebasan pers yang ada dalam membuat berita, salah satunya dengan mematuhi Kode Etik Jurnalistik yang ada saat ini. Dan hendaknya memberitakan apa yang menjadi fakta bukan rekayasa dengan maksud menutup - nutupi atau melebih - lebihkan fakta tersebut.