Selasa, 7 September 2010
Pembicara : Kurnia Setiawan, S.Sn, M.Hum, CH.t sebagai Dosen FSRD Untar
Deskripsi :
Semiotik adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu seme: semiotikos: semeion: penafsir tanda yang berarti tanda / sign dalam bahasa Inggris. Semiotik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti bahasa, kode sinyal, dan sebagainya.
Perintis awal semiotika adalah Plato yang memeriksa asal - muasal bahasa. Tanda dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tanda alami (natural) dan tanda yang disepakati (konvensional). Contoh dari tanda alami adalah tanda lahir sedangkan contoh dari tanda yang disepakati adalah berjabat tangan. Tanda yang disepakati itu menjadi berbeda artinya sesuai dengan waktu, tempat, dan konteksnya. contohnya : bagi orang Amerika arti dari tepuk tangan adalah memberikan pujian / penghargaan bagi orang tersebut, tetapi bagi orang Tibet berarti mengusir roh - roh jahat.
Ada beberapa tokoh yang mengembangkan tentang teori tanda, diantaranya adalah :
- St. Agustinus (354-430) mengembangkan teori tentang signa tanda (tanda konvensional). Persoalan tanda menjadi objek pemikiran filosofis. Studi dibatasi mengenai hubungan kata fisik dan kata mental.
- William of Ockham OFM (1285-1349) mempertajam mengenai studi tentang tanda. Tanda dikategorikan berdasarkan sifat.
- John Locke (1632- 1700) melihat eksplorasi tentang tanda akan mengarah pada terbentuknya basis logika baru. Hal ini tertuang dalam karyanya "An Essay Concerning Human Understanding (1690)"
Konsep semiologi diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure (1857-1913) yang berasal dari Swiss. Beliau mengajar bahasa Sansekerta dan linguistik sejarah. Saussure mengkaji linguistik secara sinkronik bukan diakronik. Saussure mendefinisikan tanda linguistik sebagai entitas dua sisi : sisi pertama sebagai penanda dan sisi kedua sebagai petanda. Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide / pertanda (signified). Penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan / didengar dan apa yang ditulis / dibaca. Sedangkan petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa. Terhubungnya sebuah penanda dan petanda hanya dapat dimungkinkan oleh bekerjanya sistem relasi atas kesepakatan (konvensi). Tanda dapat bekerja karena ada perbedaan artinya dia dapat dibedakan dengan tanda - tanda lainnya.
Charles Sanders Pierce (1839-1914) seorang filsuf kebangsaan Amerika mengembangkan filsafat pragmatisme melalui kajian semiotik. Ia mengembangkan teori tanda yang dibentuk oleh 3 faktor yaitu : Representamen, Objek, dan Interpretant.
Berikut adalah penjelasan mengenai Representamen, Objek, dan Interpretant
a. Level Tanda
Tanda yang dikaitkan dengan ground / representamen adalah :
Terbagi menjadi 3, yaitu :
Terbagi menjadi 3, yaitu :
Tokoh selanjutnya adalah Roland Barthes (1915-1980) yang berpandangan bahwa sebuah sitem tanda yang mencerminkan asumsi - asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Ia menunjukkan bagaimana aspek denotatif tanda - tanda dalam budaya pop yang menyingkap konotatif.
The Rhetoric of The Image (1964) mengkaji pesan - pesan yang terdapat dalam sebuah foto iklan. Pesan Linguistik yang berarti semua kata dan kalimat yang ada di dalam iklan. Pesan ikonik yang terkodekan yang berarti konotasi yang muncul dalam foto iklan. Pesan ikonik yang tak terkodekan yang berarti denotasi yang muncul dalam foto iklan.
Komentar :
Pembahasan mengenai semiotik ini sangat bermanfaat karena menambah satu ilmu lagi bagi saya pribadi. Menarik sekali ketika saya mengetahui bahwa tanda / sign sudah dicoba untuk diteliti / digali lebih dalam oleh banyak para ahli / ilmuwan sejak dahulu kala.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kita hidup dikelilingi oleh berbagai tanda, baik tanda alami maupun tanda yang disepakati, seperti lampu lalu lintas berwarna merah artinya berhenti (itu terjadi karena sudah ada kesepakatan bahwa lampu berwarna merah berarti berhenti).
Selain itu pemahaman mengenai pesan linguistik, pesan ikonik yang terkodekan, dan pesan ikonik yang tak terkodekan sangat berarti bagi saya pribadi. Ternyata bahwa dalam sebuah foto iklan itu terkandung makna dibalik pemilihan warna, kata - kata, simbol / lambang, dan lain - lain. Semuanya itu dipilih berdasarkan pertimbangan yang matang. Karena ada tujuan di balik itu semua. Contohnya foto iklan KFC yang berwarna merah bertuliskan KFC dan bergambar wajah seorang kakek yang sedang tersenyum.
Ternyata semuanya itu dirancang dengan maksud tertentu, seperti warna merah (pesan ikonik yang tak terkodekan) ingin menunjukkan bahwa KFC adalah makanan yang lezat karena merah melambangkan hot / panas, tentunya makanan akan lebih lezat bila dalam keadaan panas. Kemudian pemilihan gambar wajah seorang kakek yang sedang tersenyum (pesan ikonik yang terkodekan) selain karena pelopor dari KFC ini adalah Kolonel Sanders juga ingin menunjukkan keramahan di balik senyum wajahnya.
Jadi ilmu semiotik ini berguna untuk membantu kita semua agar lebih memahami makna dari tanda - tanda yang ada di sekitar kita, contohnya saja makna yang terkandung dalam foto, iklan, poster, dll. Ilmu semiotik ini juga membantu kita untuk menemukan tanda - tanda baru dengan makna tertentu. Akan tetapi tentunya ilmu ini harus digunakan dengan sebaik - baiknya dan sebijak mungkin, jangan sampai pesan yang terkandung tidak dapat tersampaikan dengan baik. Karena manfaat dari suatu ilmu tergantung kepada orang yang memanfaatkannya.
Charles Sanders Pierce (1839-1914) seorang filsuf kebangsaan Amerika mengembangkan filsafat pragmatisme melalui kajian semiotik. Ia mengembangkan teori tanda yang dibentuk oleh 3 faktor yaitu : Representamen, Objek, dan Interpretant.
Berikut adalah penjelasan mengenai Representamen, Objek, dan Interpretant
a. Level Tanda
Tanda yang dikaitkan dengan ground / representamen adalah :
- Qualisign : Kualitas yang ada pada tanda
- Sinsign : Eksistensi aktual benda / peristiwa/ realitas fisik yang nyata
- Logisign : Norma/ hukum yang dikandung oleh tanda, contoh : bunyi peluit wasit pada saat pertandingan sepakbola yang berarti adanya pelanggaran.
Terbagi menjadi 3, yaitu :
- Ikon : Tanda yang menghubungkan antara penanda dan petandanya,contoh : foto
- Indeks : Tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah, antara tanda dan petandanya yang bersifat kausal / hubungan sebab akibat, contoh : asap sebagai tanda adanya api.
- Simbol : Tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya, hubungan bersifat arbiter, contoh : bendera kebangsaan suatu negara
Terbagi menjadi 3, yaitu :
- Rheme : Tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Tanda menjadi sebuah kemungkinan bagi interpretant, contoh : kosep
- Dicent sign / dicisign : Tanda sesuai dengan kenyataan. Tanda bagi interpretant sebagai sebuah fakta, misalnya pernyataan deskriptis
- Argument : Yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. Tanda bagi interpretant sebagai sebuah nalar.
Tokoh selanjutnya adalah Roland Barthes (1915-1980) yang berpandangan bahwa sebuah sitem tanda yang mencerminkan asumsi - asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Ia menunjukkan bagaimana aspek denotatif tanda - tanda dalam budaya pop yang menyingkap konotatif.
The Rhetoric of The Image (1964) mengkaji pesan - pesan yang terdapat dalam sebuah foto iklan. Pesan Linguistik yang berarti semua kata dan kalimat yang ada di dalam iklan. Pesan ikonik yang terkodekan yang berarti konotasi yang muncul dalam foto iklan. Pesan ikonik yang tak terkodekan yang berarti denotasi yang muncul dalam foto iklan.
Komentar :
Pembahasan mengenai semiotik ini sangat bermanfaat karena menambah satu ilmu lagi bagi saya pribadi. Menarik sekali ketika saya mengetahui bahwa tanda / sign sudah dicoba untuk diteliti / digali lebih dalam oleh banyak para ahli / ilmuwan sejak dahulu kala.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kita hidup dikelilingi oleh berbagai tanda, baik tanda alami maupun tanda yang disepakati, seperti lampu lalu lintas berwarna merah artinya berhenti (itu terjadi karena sudah ada kesepakatan bahwa lampu berwarna merah berarti berhenti).
Selain itu pemahaman mengenai pesan linguistik, pesan ikonik yang terkodekan, dan pesan ikonik yang tak terkodekan sangat berarti bagi saya pribadi. Ternyata bahwa dalam sebuah foto iklan itu terkandung makna dibalik pemilihan warna, kata - kata, simbol / lambang, dan lain - lain. Semuanya itu dipilih berdasarkan pertimbangan yang matang. Karena ada tujuan di balik itu semua. Contohnya foto iklan KFC yang berwarna merah bertuliskan KFC dan bergambar wajah seorang kakek yang sedang tersenyum.
![]() | |||
| copyright 2006 KFC corporation, all rights reserved |
Ternyata semuanya itu dirancang dengan maksud tertentu, seperti warna merah (pesan ikonik yang tak terkodekan) ingin menunjukkan bahwa KFC adalah makanan yang lezat karena merah melambangkan hot / panas, tentunya makanan akan lebih lezat bila dalam keadaan panas. Kemudian pemilihan gambar wajah seorang kakek yang sedang tersenyum (pesan ikonik yang terkodekan) selain karena pelopor dari KFC ini adalah Kolonel Sanders juga ingin menunjukkan keramahan di balik senyum wajahnya.
Jadi ilmu semiotik ini berguna untuk membantu kita semua agar lebih memahami makna dari tanda - tanda yang ada di sekitar kita, contohnya saja makna yang terkandung dalam foto, iklan, poster, dll. Ilmu semiotik ini juga membantu kita untuk menemukan tanda - tanda baru dengan makna tertentu. Akan tetapi tentunya ilmu ini harus digunakan dengan sebaik - baiknya dan sebijak mungkin, jangan sampai pesan yang terkandung tidak dapat tersampaikan dengan baik. Karena manfaat dari suatu ilmu tergantung kepada orang yang memanfaatkannya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar